Pernah nggak sih, kalian bingung soal kapan harus servis kendaraan? Apalagi kalau jarang dipakai, tapi tiba-tiba bengkel udah ngingetin kalau udah waktunya servis. Pertanyaan klasiknya, servis kendaraan itu harus ngikutin kilometer (Km) atau bulan? Nah, dua hal ini memang sering bikin galau, tapi tenang, saya akan jelasin berdasarkan pengalaman dan penjelasan SA bengkel langganan.

Jadi gini, pabrikan mobil biasanya memberikan dua patokan, yaitu jarak tempuh (kilometer) dan waktu (bulan). Tujuannya biar mobil/motor itu tetap dalam kondisi prima, meskipun nggak dipakai tiap hari. Pertanyaannya, apa semua part yang direkomendasikan bengkel wajib diganti kalau kita servis cuma gara-gara udah “jatuh tempo” waktunya?

Dari yang saya pahami, dua-duanya penting karena ada beberapa komponen yang dipengaruhi oleh waktu, sementara yang lain lebih terpengaruh oleh jarak tempuh. Misalnya, kalau udah 6 bulan nggak servis padahal kilometernya masih rendah, mungkin aja oli dan cairan lainnya udah mulai jelek kualitasnya karena teroksidasi. Jadi, ini lebih ke soal keseimbangan aja.

Kalau mobil/motor kalian jarang dipake dan kilometernya masih jauh dari batas servis, bukan berarti semua harus diganti. Kamu bisa tanya ke bengkel, part mana yang benar-benar perlu diganti karena waktu dan mana yang masih bisa dipakai. Biasanya, yang mesti diganti adalah komponen-komponen kayak oli, cairan rem, atau cairan pendingin yang emang bisa rusak meskipun mobil nggak sering dipake. Oke?

Ada lagi beberapa part yang lebih dipengaruhi oleh berjalannya waktu (meski jarak tempuh nggak tinggi) dibanding kilometer. Contohnya: Oli mesin, Cairan rem dan pendingin. Di sisi lain, ada juga komponen yang perlu diganti setelah pemakaian cukup jauh (kilomter tinggi/ kendaraan capek). Contohnya: Kampas rem, Ban.

Jadi saran saya sebelum menyetujui semua rekomendasi bengkel, ada baiknya kalian tanya dulu alasan teknisnya. Jangan ragu atau malu untuk berdiskusi, karena kadang bengkel memang kasih saran lebih buat jaga-jaga, tapi bukan berarti semuanya harus langsung di-gan-ti. Kalian bisa pilih mana yang emang perlu diganti dan mana yang masih bisa ditunda dengan menyesuaikan budget dan keadaan.

Kesimpulannya, servis mobil/motor yang baik itu nggak cuma soal ngikutin kilometer atau bulan aja, tapi juga soal paham kondisi kendaraannya sendiri. Kalau udah ngerti bedanya part yang terpengaruh waktu dan kilometer, kalian bisa lebih bijak dalam nentuin kapan dan apa aja yang perlu diservis. Jadi, jangan asal oke-in semua rekomendasi bengkel terutama di bengkel yang cuma fokus jual part dan target saja.

Sumber : Klik

 

Ngebet Beli Barang Impian Tapi Adanya Hanya Ex Display, Baca Ini Dulu Agar Untung!

Kalian sudah tahu belum kalau baru-baru ini ada salah satu supermarket besar di daerah Jakarta Selatan, akhirnya harus gulung tikar? Lokasinya yang sekarang berdekatan dengan stasiun Mnrt itu dulunya menjadi yang terbesar tampaknya akan tinggal kenangan.

Biasanya jika kejadian seperti ini sebelum mereka benar-benar menutup tempat usahanya akan menjual apapun atau melelang barang untuk mengurangi kerepotan dan meminimalisir kerugian lebih besar seperti menjual barang-barang display mereka dengan lebih dari setengah harga.

Sebagai barang ex display atau barang pajangan tentu saja pernah dicoba pengunjung yang ingin mengenal dan tahu lebih jauh tentang produk ini. Semakin banyak dicoba semakin rentan pula barang ini terhadap kerusakan, tapi tidak selalu dan umumnya bagian kerusakan itu seperti tombol fisik yang mulai kendur, bagian body yang lecet atau layar Lcd yang mulai buram dan lain sebagainya.

Lalu pertanyaannya sekarang adalah apakah masih layak untuk dibeli dalam keadaan ‘apa adanya’ itu? Bagaimana pemakaian jangka panjangnya? Bagaimana dengan garansinya? Dan bagaimana dengan kelengkapan standar pabrikkannya juga?

Saran saya jika kamu berminat membelinya harus sadar sesadar-sadarnya kalau barang ini adalah barang bekas pakai yang statusnya pajangan sebuah toko, jadi jangan berharap seperti membeli barang baru ‘unboxing’. Barang bekas tapi baru mungkin betul. Kecuali itu berupa meja atau rak display akan mudah sekali dilakukan pengecekan kelayakannya.

Tapi, ya namanya barang bekas resiko kerusakan lebih besar bahkan rentan terjadi seperti yang berhubungan dengan barang elektronik (laptop, hape, blender, kulkas, ac, kipas angin, konsole game dll) atau mesin tentu (mesin cuci, mesin air, penyedot debu, dll) sangat beresiko.

Jadi sebelum penyesalan itu terjadi lebih jauh saran saya sebelum memutuskan untuk membelinya sebaiknya mencari referensi sebanyak-banyaknya tentang plus minus barang ini di internet, saat berkunjung jangan membeli secara terburu-buru tapi sediakan waktu santai saja agar fokus dalam menilai dan mempertimbangkan kelayakannya.

Agar pengetesan berjalan lancar tidak ada ‘trik atau hasil sulapan’ maka calon pembeli minimal juga tahu dasar pengoperasian barang tersebut, barang ex display itu sama saja dengan barang second maka periksa semua sudut, sisi, permukaan, fungsi normalnya, cek kelengkapan standarnya (manual booknya, remote nya, garansinya, paket yang disertakannya) dan untuk bantu memutuskan kalau perlu ajak teman yang menguasai barang tersebut.

Ngebet Beli Barang Impian Tapi Adanya Hanya Ex Display, Baca Ini Dulu Agar Untung!

Lalu bagaimana jika barang ex display ini dijual secara online? Kalau saya lebih baik menghindarinya kecuali ada pihak ke tiga yang independen melakukan inspeksi dan reputasinya sudah dipercaya barulah bisa dipertimbangkan. Dan kalau hanya selisih harga 300-500 ribu lebih baik saya beli baru saja karena kalau ada kerusakan setidaknya tokonya masih buka untuk bertanya atau komplain, lebih tenang dan terjamin.

Sumber : klik

Riset Baru, Hewan Ini Menjadi Yang Populasinya Terbesar Di Muka Bumi! Manusia Apa Tuh

Sebuah artikel yang cukup unik menginformasikan salah satu hewan yang jumlahnya terbanyak di bumi ternyata dikuasai hewan kecil yang biasa kita kenal, jumlah individunya antara 10 hingga 100.000 triliun di seluruh dunia, dengan lebih dari 10.000 spesies. Ya, dia adalah semut!

Dengan jumlah yang fantastis itu, para semut sebenarnya bisa dibilang sudah bisa menguasai bumi. Bayangkan saja semut yang memiliki sifat gotong royong yang kuat, rajin, pekerja keras, perencana yang baik, komunikatif, setia kawan, terorganisir dan disiplin, saling membantu, mandiri dan inovatif jika dilengkapi otak yang cerdas, dilengkapi dengan ukuran fisik cukup sebesar kambing saja pastinya menjadi salah satu ancaman terbesar manusia.

Beruntung semut ditakdirkan Tuhan dengan ukuran mini yang membuktikan salah satu Kuasa Tuhan, sehingga semua mahluk ciptaannya bisa hidup berdampingan dan saling mengisi kehidupan dimuka bumi sesuai dengan takdirnya.

Kalau kita tonton dan amati kehidupan semut di Youtub, hewan yang terlihat sepele bahkan sering kita anggap tidak ada keberadaannya ini ternyata menjadi pemungut atau pembersih alami kotoran dari remahan dedaunan, makanan, berbagai sampah kecil lain sampai bangkai dijalan. Kerja “mulung” mereka pun nggak tanggung-tanggung dari balik keset rumah, gorong-gorong pemukiman warga, sampai ke dalam hutan.

Tanpa kita sadari pula, tanpa jasa para koloni semut ini mungkin lingkungan dan tempat tinggal kita akan dipenuhi oleh sampah kecil, tumbuhan jamur sampai lumut yang mungkin berbahaya bagi manusia. Kotor dan pastinya menjijikan!

Hal menarik lainnya pernah saya baca (lupa sumbernya), ternyata semut itu bisa “hidup kembali” setelah diamati mati. Ada riset yang menunjukkan bahwa beberapa semut yang tampaknya sudah mati masih bisa kembali bergerak setelah beberapa waktu, terutama kalau di sekitar mereka ada semut lain yang masih hidup. Jelas saja ini bikin penasaran ilmuwan, jadinya mirip zombie, semut bisa punya aktivitas sel setelah terlihat mati!

Fakta lain yang jarang kita tahu, semut Afrika ternyata bisa membunuh hewan yang lebih besar berpuluh lipat dari ukuran tubuhnya. Burung dan katak yang sedang kebingungan dijalur jebakan semut maka dengan cekatan para semut segera mendatanginya. Dalam waktu cepat ribuan semutpun langsung mengerubunginya!

Sumber : 1, 2, 3

Kenapa Harga Frame Kacamata Ada yang Begitu Mahal, Inilah Jawabannya!

“Krim, ngapain lo beli frame kacamata semahal gitu?” Si A teman kerja nanya sambil ngerasa heran, matanya ngelirik kacamata yang baru saya pakai. “Gue aja beli yang biasa udah awet bertahun-tahun, nggak rusak-rusak, Krim.” Si B, yang duduk di sebelah saya, cuma ketawa sambil nyetel ulang kacamata minusnya yang udah sedikit miring di bagian hidung..

Ya, paham banget sih kenapa si B nanya kayak gitu, karena, jujur, frame mahal kadang emang bikin mikir ulang. Ngapain beli mahal hanya untuk sebuah frame, bukannya yang penting itu kacanya? Mungkinkah pemikiran si B dan kalian seperti itu?

Saya pun dulu begitu, tapi entah kenapa, setelah nyobain berbagai jenis frame, saya jadi paham sedikit-sedikit kenapa frame mahal minimal mulai diharga setengah jutaan. Saya kasih tahu nih ya, bicara soal frame kacamata mahal itu nggak cuma soal gaya atau merknya, tapi ada hal-hal kecil yang, mungkin, sering kita abaikan pas milih kacamata.

Saya dulu juga tipe orang yang mikir, “Ah, yang penting kacanya bagus dan akurat, ngapain buang duit buat frame?” Karena ya logis, kan? Kacamata itu buat bantu penglihatan. Tapi setelah saya pakai frame biasa beberapa kali, baru deh saya merasakan perbedanya. Frame yang lebih mahal itu biasanya lebih ringan, lebih nyaman dipakai seharian, dan yang paling penting nggak bikin hidung sakit. Kalian pasti tahu rasanya bagian hidung (nose bridge) kita tiba-tiba merah karena frame yang terlalu berat atau nggak pas bentuknya. Nah, frame mahal biasanya didesain dengan memperhitungkan kenyamanan pengguna, bukan cuma soal tampilan!

Terus, ada juga soal bahan. Frame biasa sering kali terbuat dari plastik murah yang gampang patah, bengkok bahkan bisa mengakibatkan alergi kulit. Sedangkan, frame mahal biasanya pakai material yang lebih kuat, seperti titanium atau bahan-bahan yang anti karat dan ringan. Ini yang bikin kita nggak sadar, kok dipakainya bisa nyaman banget. Saya pun baru ngeh setelah beberapa kali nyoba frame yang beda.

Ngomongin soal frame, ternyata itu juga ada hubungannya sama teknologi. Banyak brand mahal yang menginvestasikan riset mereka buat bikin desain frame yang ergonomis dan tahan lama. Saya sempet baca, beberapa frame bahkan pakai teknologi anti-allergen supaya nggak bikin kulit kita iritasi. Ini mungkin nggak semua orang peduli, tapi buat yang kulitnya sensitif, ini penting banget. Belum lagi, frame mahal juga biasanya bisa disesuaikan sama bentuk wajah kita, jadi nggak semua frame bikin kita terlihat aneh atau nggak cocok. Frame kelas biasa kadang cuma bikin satu ukuran buat semua orang, jadi nggak selalu pas di setiap wajah. Betul?

Jangan lupa juga, faktor brand! Jadi, ketika kalian beli frame dari brand terkenal, kalian nggak cuma beli kacamatanya, tapi juga beli image, beli rasa percaya diri, dan mungkin juga beli status sosial? Kadang, ya, kita pakai frame mahal bukan cuma buat lihat lebih jelas, tapi juga biar kelihatan lebih ‘berkelas’. Hm.

Tapi saya juga nggak bisa nyalahin orang yang pilih frame biasa. Saya ngerti banget, karena pada akhirnya, semua tergantung kebutuhan dan kondisi keuangan. Menurut saya, kalau kacamata kalian dipakai cuma buat aktivitas ringan sehari-hari dan nggak sering gonta-ganti, frame biasa bisa jadi pilihan yang tepat. Apalagi kalau kalian tipe orang yang jarang pake kacamata atau cuma butuh buat baca doang. Frame murah sudah lebih dari cukup.

Dan soal kaca? Oh iya, ini pasti yang paling penting. Memang, lensa itu inti dari kacamata yang kita butuhkan, karena itulah yang bikin kita bisa lihat dengan jelas. Tapi, kalo kalian pakai frame yang nggak nyaman, jenis kaca sebaik apapun tetap nggak bakal maksimal dipakainya. Bayangin kalau kalian pakai kacamata yang bikin sakit hidung, nggak pas di telinga dan fokus sering berubah karena framenya ringkih pasti pengaruh ke urusan kenyamanan dan penglihatan juga, kan?

Jadi, pada akhirnya menurut saya, beli frame kacamata itu soal kompromi antara gaya, kenyamanan, dan kebutuhan. Kalau kalian punya budget lebih dan sering pakai kacamata, mungkin frame mahal bisa jadi pilihan yang bagus. Tapi kalau kalian merasa frame biasa sudah cukup, ya nggak masalah juga. Yang penting, kalian nyaman dan nggak merasa dirugikan.

Sumber : klik

Riset Baru, Hewan Ini Menjadi Yang Populasinya Terbesar Di Muka Bumi! Manusia Apa Tuh

Sebuah artikel yang cukup unik menginformasikan salah satu hewan yang jumlahnya terbanyak di bumi ternyata dikuasai hewan kecil yang biasa kita kenal, jumlah individunya antara 10 hingga 100.000 triliun di seluruh dunia, dengan lebih dari 10.000 spesies. Ya, dia adalah semut!

Dengan jumlah yang fantastis itu, para semut sebenarnya bisa dibilang sudah bisa menguasai bumi. Bayangkan saja semut yang memiliki sifat gotong royong yang kuat, rajin, pekerja keras, perencana yang baik, komunikatif, setia kawan, terorganisir dan disiplin, saling membantu, mandiri dan inovatif jika dilengkapi otak yang cerdas, dilengkapi dengan ukuran fisik cukup sebesar kambing saja pastinya menjadi salah satu ancaman terbesar manusia.

Beruntung semut ditakdirkan Tuhan dengan ukuran mini yang membuktikan salah satu Kuasa Tuhan, sehingga semua mahluk ciptaannya bisa hidup berdampingan dan saling mengisi kehidupan dimuka bumi sesuai dengan takdirnya.

Kalau kita tonton dan amati kehidupan semut di Youtub, hewan yang terlihat sepele bahkan sering kita anggap tidak ada keberadaannya ini ternyata menjadi pemungut atau pembersih alami kotoran dari remahan dedaunan, makanan, berbagai sampah kecil lain sampai bangkai dijalan. Kerja “mulung” mereka pun nggak tanggung-tanggung dari balik keset rumah, gorong-gorong pemukiman warga, sampai ke dalam hutan.

Tanpa kita sadari pula, tanpa jasa para koloni semut ini mungkin lingkungan dan tempat tinggal kita akan dipenuhi oleh sampah kecil, tumbuhan jamur sampai lumut yang mungkin berbahaya bagi manusia. Kotor dan pastinya menjijikan!

Hal menarik lainnya pernah saya baca (lupa sumbernya), ternyata semut itu bisa “hidup kembali” setelah diamati mati. Ada riset yang menunjukkan bahwa beberapa semut yang tampaknya sudah mati masih bisa kembali bergerak setelah beberapa waktu, terutama kalau di sekitar mereka ada semut lain yang masih hidup. Jelas saja ini bikin penasaran ilmuwan, jadinya mirip zombie, semut bisa punya aktivitas sel setelah terlihat mati!

Fakta lain yang jarang kita tahu, semut Afrika ternyata bisa membunuh hewan yang lebih besar berpuluh lipat dari ukuran tubuhnya. Burung dan katak yang sedang kebingungan dijalur jebakan semut maka dengan cekatan para semut segera mendatanginya. Dalam waktu cepat ribuan semutpun langsung mengerubunginya!

Sumber : 1, 2, 3